Diare masih merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang utama baik ditinjau dari segi kesakitan maupun kematian yang ditimbulkannya. Di Indonesia ditemukan penderita diare sekitar 60 juta kejadian diare setiap tahunnya dan 70-80 % dari penderita ini adalah anak balita ( 40 Juta), dari data tersebut diatas 1-2 % jatuh kedalam dehidrasi yang apabila tidak segera diatasi dengan pengobatan dan perawatan yang baik 50-60 % akan meninggal (350-500 anak balita setiap tahunnya, FKUI, 1994).
Dari survai kesehatan Rumah Tangga tahun 1995 menunjukan bahwa kematian bayi akibat diare sebanyak 13 %, dan kematian anak usia 1-4 tahun sebanyak 5 %. Angka kejadian di tahun 1999 jumlah kasus 762 orang, urutan pada bayi sebanyak 573 kasus yang meninggal 14 orang, urutan anak umur 1-4 tahun sebanyak 189 kasus dari data Ruangan Menular RSUD DR SOETOMO.
Menurut Batunahal P.P Gultum (1982) meskipun penyebab diare/dehidrasi telah diketahui tetapi ada beberapa faktor yang mempengaruhi salah satunya adalah kurangnya engetahuan orang tua tentang diare/dehidrasi, disamping faktor lain yaitu sosial ekonomi, sarana dan prasarana, tranportasi serta status gizi yang menyebabkan keterlambatan membawa anaknya ke pelayanan kesehatan.
Terkait dengan upaya pencegahan diare pengetahuan orang tua sangat penting untuk ditingkatkan terutama mengenai gejala awal diare. Salah satunya dengan cara penyuluhan, dan peampaian informasi melalui media massa. Agar penyuluhan dapat efektif maka pelaksanaannya harus didasarkan pemahaman tentang ilmu, kepercayaan dan sosial budaya dimasyarakat. Pengetahuan yang dimiliki akan memberikan motivasi untuk mencari pertolongan dan pengobatan diluar rumah. Orang tua harus mengetahui bahwa ia harus segera membawa anaknya berobat jika anaknya tidak bertambah baik kondisinya.
0 komentar:
Post a Comment